" PELANGI"
Siapa tak kenal Pelangi.
Ada lagunya, sederhana, mudah dipahami.
Pencipta lagu ‘Pelangi’ adalah AT Mahmud.
Anak - anak terutama anak Indonesia mengenal ‘Pelangi’ dari lagu tersebut :
“Pelangi, pelangi, alangkah indahmu
Merah, kuning, hijau di langit yang biru
Pelukismu agung, siapa gerangan?
Pelangi, pelangi, ciptaan Tuhan”
Para cerdik pandai menjadikan fenomena alam, yang dalam waktu-waktu tertentu menampakkan dirinya di langit itu, sebagai acuan ungkapan kekaguman dan pralambang. Seperti ungkapan-ungkapan :
"Pelangi adalah janji sinar matahari setelah hujan. Ketenangan setelah badai. Tentang kebahagiaan setelah kesedihan. Tentang kedamaian setelah rasa sakit. Tentang cinta setelah kehilangan."
"Dibutuhkan matahari dan hujan untuk membuat pelangi yang indah." – Cinderella
"Ketika aku melihat pelangi, aku tahu bahwa seseorang, di suatu tempat mencintaiku." - Anthony T. Hincks
"Jangan berusaha untuk bahagia; biarkan semua orang mengejar pelangi itu. Berusahalah untuk menjadi baik, dan kamu akan menemukan pelangi mengikutimu." - Richelle E. Goodrich
"Jika kamu ingin menikmati pelangi, bersiaplah untuk menanggung badai." - Warren Wendel Wiersbe
"Ada saatnya dalam hidup ketika kamu menyadari saat-saat tersulit adalah saat-saat terbaik juga, kamu akan melihat pelangi dalam hidupmu." - Roy Bennett
"Pelangi mengingatkan kita bahwa setelah awan paling gelap dan angin paling kencang, masih ada keindahan." - Katrina Mayer
Dalam dongeng Joko Tarub pencerita memetaforsekan kata ‘Pelangi’ sebagai ‘tangga’ bidadari yang turun dari kahyangan menuju marcapada; bumi tempat manusia tinggal, menuju sebuah sendang/kolam untuk mandi. Satu ‘bidadari’ disandera oleh pemuda dari Tarub, daerah Ngawi, Jawa Timur. Joko Tarub dianggap sebagai leluhur dinasti Mataram, dan dipercayai sebagai yang menguasai politik di tanah Jawa sejak abad ke 17, sampai saat ini.
Banyak ahli yang mencoba menganalisa, bagaimana Pelangi terjadi, bentuk Pelangi atau jenis Pelangi. Mereka itu antara lain: Nancy Thompson, Donald Ahrens, Lord Rayleigh atau Shihab Al-Din Abu Al Abbas Ibn Idris Al Sanhaji Al-Qarafi, yang dianggap sebagai penemu Pelangi pertama.
Secara garis besar Pelangi terjadi karena ada factor utama, yaitu air dan Cahaya. Sifat-sifat Cahaya dan sifat-sifat air, saling berinteraksi, menjadikan pertemuan itu mencengangkan. Anak-anak, mereka yang merasa muda, bahkan mereka yang sudah tuapun, baik lelaki atau Perempuan, akan segera berucap “Pelangi”, saat menyaksikan kejadian alam dengan bentuk melengkung di awang-awang dengan berbagai warna itu. Masing-masing dari mereka memiliki angan – angan atau pikiran yang saling berbeda, sebagai reaksi kemunculan Pelangi.
Para peneliti menemukan berbagai bentuk/jenis Pelangi. Jenis Pelangi dimungkinkan oleh antara lain sumber Cahaya. Ada yang langsung dari sinar matahari, dari sinar bulan, atau dari biasan-biasan Cahaya oleh objek tertentu. Dari asal Cahaya dengan segala turunannya; seperti refleksi/pemantulan, reftaksi/pembiasan dan difraksi/pemisahan diperoleh jenis Pelangi seperti : Pelangi primer, secondary bow, waterfall rainbows, lunar rainbows atau sundogs. Kita semua juga hafal semua warna dari sebuah Pelangi; merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu ( Mejikuhibiniu),
Dunia akan menjadi indah, apabila kita masing-masing memiliki energi atau aura positif, sebagai sebuah sumbangan kecil bagi terbentuknya Pelangi dalam kehidupan bersama. Karena seperti lagu “Pelangi”, kita semua “indah” karena CIPTAAN TUHAN.
Br. B. Sukasta, MTB ( Dinus )
Pontianak, Menjelang Masa Adven.
28 November 2023
Dari berbagai sumber ;
Al. Tulisan Irma Tri Handayani dan Restu Nasik KamNovemaluddin