HUJAN BULAN MEI ( 11 )
HUJAN SALAH MONGSO
PUISI


HUJAN BULAN MEI
Br. Bernardinus Sukasta, MTB
Pagi ini
ku telusuri jalan sepi, menurun, rata, mendaki
mengikuti kelokan sungai
hujan menemani
demi menghindari, aku menutup kepala dengan merapatkan jari
dan lari
bagaimanapun, kemanapun, hujan mengikuti
di bawah angsana aku beridiri
dari sela dahan, ranting dan dedaun air menembusi
tempiasnya membasahi lengan, dahi, pipi
limbahnya mengalir membasahi kaki
menghilang, menyusuri sunyi
seperti hujan yang turun ke bumi
demikian juga kelahiran bayi
kehadirannya di iringi kilatan,
darah, gelap,
lengkingan, kekawatiran, jeritan, takut, debaran,
tangis dan rasa nyeri, merinding dan ngeri
demikian misteri
seperti tubuh yang disusun dari pori
hujan bulan Mei
salah mongso dari ciri yang dipahami petani
namun menegaskan arti
tatanan diingkari bagi cinta langit pada bumi
bersemi, tumbuh, dan menghidupi
kelahiran bulan Mei
cinta Pencipta pada kelanggengan kreasi
Hujan bulan Mei
kelahiran bulan Mei
Rahmat dan Berkah menyertai.
“Nar 15052015, 23:46 siantan ptk”“nar 01052015, ssono”
“nar 30042024 Selatpanjang Ptk”