MENJALA FAJAR (05)
Suatu sore di Meruke
PUISI
Menjala Fajar.
(Suatu sore di Merauke)
Perburuan menangkap fajar berawal dari sunyi
Saat Wanita – wanita bersedeku
Menganyam jala bersulam pelangi dari sirih pinang
Dan mengikat senja pada sirip betok dan gastor
sorot matanya menusuk angkasa
menembus awan memecah gerah
lahir lembayung, jingga,
dari biru ketika matahari perlahan menanggalkan nyala
langit merunduk mengelus cakrawala
membelai dedaun dan rerumputan
meniupkan janji
padang datar haru berkaca-kaca.
semilir angin mengurai sesak yang menjerat lembah
melepas resah yang melilit sejauh pandang
kasuari terjaga, mengamati
termangu kanguru mencari tahu
putri malu memejam menutup hariSepi mengintip fajar dari balik pelangi
Jingga berbenah diri agar ratri melahirkan mimpi – mimpi.
Perburuan menangkap fajar berawal dari janji
Yang terbang bersama mimpi di awang-awang mengitari sunyi
Dari wanita-wanita yang bersedeku menganyam jala bersulam pelangi
Dan menebarkankannya di tepi-tepi
Agar fajar tersangkut pada esok hari
“Meruke suatu sore”
“nar04092015, siantan ptk, 08.29 am”