REMAJA PARUH BAYA DAN BULAN PARUH TENGAH ( 09 )

Cerita siswa, pengalaman praktek lapangan

PUISI

Br. B. Sukasta, MTB

REMAJA PARUH BAYA DAN BULAN PARUH TENGAH

Br. B. Sukasta,MTB

Bulan paruh tengah

melengkung memunggungi Bukit Kelam

yang perkasa menyangga langit

cahaya remang bulan sayu menembusi sapuan awan putih

dan menyelimuti rumpun-rumpun kelapa sawit

yang terhampar sampai di ujung mata

Onggok hitam

bagai raksasa jongkok

tertidur

suitan angin malam

bagai nafasnya

erik jangkrik dan desah belalang kayu

laksana gemeretak gigi

Angin sepoi dingin menusuki kulit lembut

remaja paruh baya dengan mata nanar

yang bersandar di balik jendela

hilang akal memandangi bulan

melempar pandang pada onggokan hitam

dari rumpun – rumpun sawit di hadapannya

malam makin larut

gundukan – gundukan tak bergerak itu

mencengkeram rasa

terasa mengerikan

Ditutupnya daun jendela

ia beranjak

membaringkan raga di antara teman-temannya

yang tergeletak berjajar

beralaskan tikar pandan

sejak matahari memejamkan mata

remaja belia itu yang sejak pagi menadah panas surya

terlelap pulas tertidur

dalam batinnya ia mengabsen

Nikha, Rhevi, Fina, Canthy dan Tickha

Dipandanginya sinar temaram bulan

yang menyapa dari celah atap rumbia

sebelum terlupa ia bisikkan kata

bulan temani aku.

Stg 18111995

“nar04042024 Selatpanjang Ptk Utara”