MENYONGSONG MASA TUA YANG MEMBAHAGIAKAN BAGIAN 4

SESUATU YANG MEMBANGGAKAN

ARTIKEL

BR. B. SUKASTA, MTB

6/9/2024

MENYONGSONG MASA TUA YANG MEMBAHAGIAKAN

BAGIAN KE 4

BR. B. SUKASTA,MTB

MEMBANGGAKAN

Saat masih bertugas di bidang formal, setiap hari berjumpa dengan rekan kerja, para siswa atau orang tua siswa. Dimintai pendapat, membantu memecahkan masalah, baik masalah pribadi maupun lembaga. Semua kegiatan mencakup hubungannya antar individu, antar lembaga dengan individu, atau antar lembaga dengan lembaga. Aktivitas – aktivitas seperti itu membanggakan atau membesarkan hati. Merasa sepertinya telah berjasa, merasa bahwa bermanfaatlah hidupnya.

Menurut renungan saya, bahwa merasa kehilangan, disebabkan antara lain tidak diperolehnya perhatian yang melebihi perhatian yang biasa; misalnya saja ucapan selamat atau salam, baik selamat pagi, selamat siang atau sekadar sapaan ‘halo’ dari siapapun yang dijumpainya, seperti saat masih memegang jabatan dalam tugas. Sapaan-sapaan itu diperoleh di kantor, oleh staf kantor, atau dari mereka yang berurusan dengan masalah-masalah kedinasan. Sapaan dan penyambutan hangat juga diperoleh dari mereka yang saya kunjungi dalam visitasi atau supervisi, di unit-unit karya.

Merasa tidak diperlukan lagi, karena tidak ada yang menunggu atau memberitahukan bahwa suatu pertemuan akan segera di mulai, dalam rapat dinas, seminar atau kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan masalah-masalah penting di lembaga. Itu semua bukan berarti bahwa orang tidak menghargai saya lagi, masalahnya adalah bahwa setelah pensiun, acara-acara seperti tersebut di atas bukan menjadi urusan saya lagi. Dalam bahasa populernya ‘tidak diperlukan’ lagi.

Begitu parahkah seseorang sampai merasakan atau mengalami situasi yang sebut saja ‘menyedihkan’ ini?. Bagi saya, meskipun masalah-masalah ini saya rasakan, namun saya tidak sampai jatuh, terpuruk dalam situasi yang dapat disebutnya sebagai ‘memilukan’ ini. Orang menyebutnya ‘power sindrom’. Saya merasa tidak sampai separah itu. Kadangkala saya masih memiliki rasa bangga, karena saya sepertinya pernah diperlukan dan bermanfaat bagi sesama. Bukan hanya untuk diri sendiri.

Rasa bangga ini mampu mengembalikan semangat yang kadang terasa membebani dan menyurutkan semangat hidup dan kehidupan saya sebagai seorang religius.

Perlu bapak, ibu atau saudara sekalian ketahui, bahwa saya mempunyai beberapa hal yang saya pandang sebagai ‘keaktifan positif dasar’. Misalnya saja sejak kecil saya gemar membaca berbagai macam buku. Menulis pantun atau puisi, meskipun sekadar untuk dibaca-baca sendiri. Atau sekali waktu saya pamerkan dengan beberapa teman dekat yang memiliki kesenangan yang sama. Juga mempunyai kesenangan untuk tanam-menanam berbagai jenis tetumbuhan. Bahkan sampai saat ini saya tidak lupa menanam pohon di lingkungan yang saya tempati. Baik tanaman semusim, seperti kacang-kacangan, berbagai jenis sayur-sayuran, melainkan juga saya tanam tanaman keras seperti mangga, langsat, berjenis-jenis varietas jambu, alpokat atau bambu hias. Karena kesenangan saya ini, lingkungan tempat tinggal saya, menjadi rindang dan enak dipandang. Selain indah di mata, juga bermanfaat karena memiliki nilai ekonomi, meski kecil-kecilan. nilai ekonomi saya maksudkan bahwa, minimal untuk keperluan sendiri, seperti chery, cabe, dan berbagai bumbu penunjang, lombok, sledri, kucai, dapat ditemukan atau dapat dipetik dari kebun lingkungan tempat tinggal.

BERSAMBUNG KE BAGIAN 5