MENYONGSONG MASA TUA YANG MEMBAHAGIAKAN BAGIAN KE 8
KEGIATAN PRODUKTIF
ARTIKEL


MENYONGSONG MASA TUA YANG MEMBAHAGIAKAN
BAGIAN KE 8
BR. B. SUKASTA, MTB
Kegiatan Produktif
Sebagai biarawan saya tidak menetap di satu tempat tinggal. Apabila masih memungkinkan, kapan saja, seorang biarawan atau biarawati, dapat dipindahkan. Ditugaskan ke suatu tempat yang membutuhkan tenaga. Atau oleh karena suatu sebab yang masuk akal, seseorang dapat mengusulkan untuk menentukan tugas sesuai dengan pikiran dan kemauannya. Masalah-masalah seperti ini biasanya diselesaikan dengan sebuah dialog dan pertimbangan-pertimbangan serta permenungan yang dianggap mendalam. Yang tidak dapat dipilih adalah teman atau anggota sekomunitas. Misalnya saya mau tinggal sekomunitas dengan orang ini, orang itu atau orang itu ini, atau anu ono, sesuai dengan selera saya, pilihan jenis ini tidak mungkin dibenarkan dan tidak pernah terjadi. Saya harus tinggal dalam komunitas dengan saudara sekomunitas yang telah ditentukan oleh dewan pimpinan. Penempatan anggota, biasanya sesuai dengan tugas dan pekerjaan. Anggota komunitas, maksudnya sesama biarawan; kami menyebutnya ‘saudara’, dalam bahasa yang lazim di Indonesia ‘bruder’ kalau lelaki dan ‘suster’ untuk perempuan/biarawati; dengan aneka tabiat yang harus saya terima.
Menurut hemat saya, hidup dengan berbagai jenis manusia merupakan salah satu bentuk ‘pengorbanan’ diri. Karena dalam satu komunitas biasanya terdiri dari berbagai jenis etnis, baik asli dari Indonesia dengan berbagai etnis, tetapi juga bersama dengan mereka yang datang dari luar negeri. Tabiat dan karakternya saling berbeda. Budaya dan adat saling beraneka, sesuai daerah asal. Sebagai manusia biasa; karakter, terutama karakter bawaan tidak dapat disamakan. Kami tidak melihat perbedaan kepada teman sepanggilan ini, semua kami perlakukan sama sebagai ‘saudara’. Tidak ada perlakuan khusus, atau penghargaan khusus, apakah seseorang berpendidikan lebih tinggi dari yang lain, kulitnya lebih bersih dari yang lain, atau warna kulitnya lebih putih dari lainnya; semua memiliki nilai yang sama di hadapan Tuhan, yaitu sebagai manusia. Manusia yang diciptakan debagai ciptaan ‘pilihan’, melebihi ciptaan-ciptaan lainnya. Oleh karenanya sudah menjadi tugas bahwa setiap manusia harus saling memperhatikan, saling menghargai; sebagaimana Sang Pencipta, menciptakan manusia sesuai dengan citra_Nya.
Satu-satunya perbedaan adalah tugas bagi setiap anggota komunitas.
Pernah pada suatu kesempatan saya ditugaskan untuk mengelola Sekolah Pertanian. Sekolah ini setingkat sekolah menengah atas. Jurusan Hortikultura. Di sekolah ini saya memiliki cukup waktu untuk menambah pengetahuan tentang pertanian. Memahami lebih dalam tentang pengolahan tanah, mempelajari bagaimana membudidayakan tanaman pangan, lebih memahami berbagai jenis tanaman hortikultura, bagaimana cara pemupukan yang benar, mengerti cara pengendalian hama, mempelajari pemasaran hasil pertanian, bagaimana mengelola unit produksi untuk membantu operasional sekolah dan sedikit pengetahuan tentang dasar-dasar pertamanan. Secara tidak langsung pula; meskipun bukan termasuk jurusan di sekolah tempat saya mengabdi; saya mengetahui dan belajar budidaya ikan air tawar atau tentang perkebunan. Hal ini dimungkinkan karena sekolah sering berkunjung mengadakan studi banding atau belajar ke sekolah sejenis dengan jurusan yang berbeda.
Pengetahuan tentang pertanian dan tanam-tanaman menjadi lebih baik, karena saya membaca buku, mengikuti pelatihan – pelatihan tentang pertanian dan langsung praktek lapangan, bersama siswa-siswi. Bagi saya pekerjaan ini menyenangkan, karena saya sudah terbiasa tanam-menanam. Bekerja sebagai petani sudah saya tekuni sejak masa kanak-kanak, karena saya memang berasal dari keluarga petani.