MENYONGSONG MASA TUA YANG MEMBAHAGIAKAN BAGIAN KE 10

DAMPAK POSITIF

ARTIKEL

BR. B. SUKASTA, MTB

6/20/2024

MENYONGSONG MASA TUA YANG MEMBAHAGIAKAN

BAGIAN KE 10

BR. B. SUKASTA, MTB

DAMPAK POSISTIF BAGI LINGKUNGAN

Saya perhatikan banyak dari mereka yang datang berkeinginan untuk mencobanya di lingkungannya sendiri. Hal-hal demikian saya pandang sebagai pengaruh positif bagi mereka yang datang. Sebenarnya semua orang dapat melakukan, karena simple, mudah dilakukan dengan biaya terjangkau, terutama karena memanfaatkan barang-barang yang tidak dipakai lagi. Kaleng bekas cat, waskom yang sudah bolong, bekas kemasan sabun cuci atau karung-karung yang sebelumnya sebagai kantong beras. Masalahnya, apabila saya amati, adalah ‘cara penataan’ barang-barang, seperti pot, polybag dan lain sebagainya itu sehingga terlihat seperti sebuah taman. Sebenarnya asal ada kemauan dan mau belajar sedikit bagaimana mengelola sebuah taman, cara penyusunan barang-barang itu dapat diatasi. Dengan melihat langsung sebuah taman, atau dengan melihat di media sosial, misalnya, kemudian kita praktekan dengan mengganti tanaman tersebut dengan tanaman buah, sayur atau apa saja yang telah kita usahakan sendiri, lingkungan akan menjadi indah. ‘Estetika lingkungan’ dapat kita usahakan dan kita pelajari. Mungkin istilah ‘estetika lingkungan’ dalam ruang ini, kurang tepat, karena artinya lebih luas. Meskipun demikian sesungguhnya masih ada hubungannya, karena mennyangkut suatu rasa, dan tata Kelola keindahan lingkungan.

Sampai sekarang, setelah saya tidak bekerja lagi secara formal, dan lebih banyak waktu tinggal di rumah, kegiatan-kegiatan tanam-menanam, memperindah lingkungan dengan berbagai jenis tanaman buah, tetap saya lakukan dengan tekun. Tentu saja sesuai dengan daya tahan tubuh saya. Kalau sudah merasa capek saya berhenti. Saudara-saudara ( anggota komunitas ), mengakui pula bahwa komunitas-komunitas yang pernah saya tempati menjadi lebih asri. Berisi berbagai tanaman, mulai dari yang perdu sampai pada tanaman-tanaman bercabang tinggi, sesuai dengan luas tanah di wilayah itu. Tentu saja – ini sebagai catatan - berlaku bagi mereka yang memahami apa arti ‘keindahan’.

Selain kegiatan kerja tangan, oleh sementara pihak menyebutnya sebagai kerja kasar; seperti menanam, merawat tanaman, membersihkan lingkungan, mencuci dan lain sebagainya kita dapat melakukan kegiatan membaca atau menulis. Pengalaman-pengalaman saat saya masih aktif bekerja, tempat-tempat yang pernah saya kunjungi, pertemuan dengan seseorang, saya renungkan kembali dan dari sana muncul ide-ide, dorongan untuk menuliskan sesuatu. Cerita pendek, puisi, pantun atau pengalaman hidup. Tulisan saya, hasil renungan dan pengalaman, saya simpan di salah satu website. Dengan bantuan teman-teman yang memiliki pengetahuan tentang website, saya dapat membagikan tulisan-tulisan saya di dalamnya. Tulisan-tulisan, dalam berbagai jenis sastra, termasuk juga tulisan atau naskah, artikel yang tidak dapat ditampung di media sosial, atau majalah, dengan berbagai alasan – sebut saja ditolak - atau perlu perbaikan, dan tidak sempat saya lakukan, saya muat di website saya. Saya dapat melihat berapa jumlah pengunjung pada website tersebut. Selain bangga karena ada orang yang membaca dan memberi tanggapan. Dengan menulis dan mempublikasikan, saya dapat menyumbang gagasan positif bagi pembaca. Ada beberapa tulisan yang menjadi referensi tulisan pembaca lain. Kritik dan saran untuk tulisan saya tersebut, saya terima dengan lapang dada, saya pelajari untuk perbaikan tulisan-tulisan berikutnya. Aktivitas ini – menurut kata orang – dapat menjadi salah satu upaya mencegah kepikunan. Apabila dikelola dengan benar, pengunjung memadai, pekerjaan ini juga ada nilai ekonominya.

BERSAMBUNG KE BAGIAN 11