MENYONGSONG MASA TUA YANG MEMBAHAGIAKAN BAGIAN KE 16
YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN
ARTIKEL


MENYONGSONG MASA TUA YANG MEMBAHAGIAKAN
BAGIAN KE 16
BR. B. SUKASTA, MTB
Yang Sebaiknya Dilakukan
Sebuah tulisan di media masa, oleh Thika Marliana, dengan judul ‘Melatih Berpikir Positif di Masa Tua’ menyatakan bahwa: "Aging is not lost youth but a new stage of opportunity and strength" (“Penuaan bukanlah masa muda yang hilang, namun sebuah tahap baru dari peluang dan kekuatan”)
Tua itu pasti dan tak dapat dihindari. Keadaan inipun dapat terjadi semata-mata atas ijin dan karena karunia Tuhan. Manusia sekadar menjalani dan sedapat mugkin dapat menikmatinya.
Diingatkan bahwa kebiasaan berpikir dan memiliki persepsi diri positif pada masa tua berperan sebagai faktor yang dapat menunjang kesehatan mental, fisik dan psikologis.
Selain itu memiliki sikap positif dapat mengurangi strees, mengurangi resiko terserang penyakit radiovaskular, dan penurunan daya ingat/pengetahuan.
Dari pengalaman hidup yang telah saya lalui dan dari beberapa literatur yang sempat saya baca, minimal ada lima hal yang dapat dilakukan dalam menjalani masa - masa tua yang membahagiakan.
Yaitu:
1. Aktif secara fisik
Melakukan kegiatan secara fisik, seperti jalan kaki, melakukan pekerjaan kecil dapat menguatkan otot, mengurangi strees dan meminimalkan pikiran – pikiran yang dapat saja melantur, karena tidak ada aktifitas.
2. Kegiatan sosial
Tetap membangun hubungan baik dengan lingkungan masyarakat sekitar. Terlibat kegiatan-kegiatan masyarakat lingkungan; seperti doa bersama, pertemuan-pertemuan kelompok wilayah/Kring. Tetap bersikap baik kepada anak, cucu dan saudara sekandung. Membangun hubungan dengan komunitas-komunitas yang menunjang hoby, bakat yang selama ini digeluti; seperti kelompok 50+ dengan berbagai pilihan, sesuai minatnya.
3. Mengurangi strees
Strees dapat terjadi kepada siapapun. Baik bagi mereka yang masih muda, apalagi mereka yang sudah tua. Menjadi tua menambah peluang untuk strees. Memikirkan ketuaan dengan segala akibatnya; tidak kuat lagi, tidak selincah dulu lagi dan kekurangan-kekurangan lainnya, dapat membuat strees. Menurut hemat saya setelah tua ini lebih baik mengurangi keterlibatannya dalam perkara-perkara atau masalah berat. Apa lagi harus memeras otak. Serahkan kepada yang lebih muda, dan mendoakan agar mereka memperoleh jalan keluarnya.
4. Mengaktifkan daya pikir.
Meskipan masa tua tidak perlu terlibat terlalu jauh pada masalah-masalah berat, tetapi menjaga agar otak tetap segar perlu dilakukan. Misalnya saja dengan tetap rajin membaca. Bahan bacaanpun cukup yang ringan. Berita harian dari koran. Mendengarkan siaran radio. Menonton drama atau menyaksikan pentas budaya; seperti wayang dan pentas-pentas budaya lainnya. Dengan demikian pikiran kita tetap aktif. Menanggapi dengan reaksi-reaksi dalam pikiran kita, otak tetap terjaga sirkulasinya.
5. Terlibat dalam kegiatan yang memiliki tujuan
Merasa diri berguna, atau merasa masih diperlukan oleh orang lain, memberikan gairah dan semangat hidup. Misalnya saja dapat melakukan kerja sosial yang ringan, memberi pandangan-pandangan bagi pemecahan masalah-masalah keluarga yang ringan. Mengunjungi tetangga, sekadar silahturahmi, agar hubungan kekeluargaan tetap terjaga.
Semoga masa tua menjadi masa yang membahagiakan, baik untuk diri sendiri, tetangga, maupun masyarakat yang lebih luas. Masa tua yang dicintai dan mampu mencintai sesama manusia. Dirindukan kehadirannya oleh anak cucu, saudara sekomunitas, menjadi berkah bagi mereka yang dijumpainya; karena hidupnya menjadi “Tanda Kehadiran Allah”, bagi sesama dan alam semesta.
TAMAT.
Pontianak, 29 Mei 2024, Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2024.