MENYONGSONG MASA TUA YANG MEMBAHAGIAKAN BAGIAN KE 6

BUKU HARIAN

ARTIKEL

BR. B. SUKASTA, MTB

6/12/2024

MENYONGSONG MASA TUA YANG MEMBAHAGIAKAN

BAGIAN KE 6

BR. B. SUKASTA,MTB

BUKU HARIAN

Dalam situasi yang saya namakan sebagai situasi ‘labil’ seperti saya sebutkan pada bagian depan, saya memiliki lebih banyak waktu. Kesempatan-kesempatan yang ada, saya gunakan untuk membuka catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang pernah saya lakukan. Terdapat beberapa buku harian yang masih tersimpan dengan sangat baik. Dalam buku harian, saya temukan beraneka jenis tulisan; misalnya saja tentang: catatan perjalanan, catatan seminar atau lokakarya. Pada lembaran-lembaran lainnya saya temukan tulisan tentang pertemuan dengan seseorang, yang mengesankan dan menyenangkan atau sebaliknya. Di tempat lain ada tulisan sejenis sastra; seperti puisi, cerita pendek ataupun pantun. Bahkan saya temukan pula catatan buku-buku apa saja yang pernah saya baca. Misalnya saja: buku-buku Kho Phing Hoo; seingat saya khusus untuk catatan ini, saya tulis sebagai antisipasi nomor seri berapa lagi yang akan saya baca; - ini catatan lama saat saya masih menjadi pegawai negeri – jaman sebelum masuk biara. Saya ingat bahwa itu saya lakukan karena ada hubungannya dengan berapa biaya pengeluaran yang harus dikurangi saat terima gaji bulanan. Ada lagi catatan berbagai buku dari John C. Maxwell, atau buku-buku lain seperti; Homo Deus, Sejarah Dunia Yang Disembunyikan, Antara Cinta dan kegilaan, Mahabharata, Ramayana dan berbagai jenis buku tentang Wayang, True Life Begins at +50. Buku lain lagi seperti: 21 Pelajaran untuk Abad ke-21. Buku-buku tentang lingkungan dan pertanian. Juga tidak ketinggalan, tentu saja buku-buku Rohani.

Melihat kembali catatan-catatan lama ini, rupanya dapat memberikan semangat dan banyak memberikan inspirasi untuk melakukan sesuatu. Saya menjadi lebih bergairah untuk berbuat sesuatu, memberikan semangat dan dorongan untuk melakukan hal-hal yang belum sempat terealisasi saat masih aktif bekerja. Saya sadar diri bahwa tenaga dan daya pikir tidak sekuat dulu lagi. Saya tetap menjaga pula bahwa jangan sampai saudara-saudara sekomunitasku mengatakan dengan sindiran :”Makin tua makin banyak cita-cita, namun apa daya tenaga telah berkurang”. Oleh karena itu saya melakukan segala sesuatu, sesuai dengan kemampuan saya. Pekerjaan – pekerjaan yang tidak telalu memerlukan orang lain.

BERSAMBUNG KE BAGIAN 7